Fakta Unik Seputar Gerhana Matahari Cincin di Indonesia yang Harus Kamu Tahu
Saat ini Gerhana Matahari Cincin (GMC) tengah terjadi di beberapa wilayah Indonesia, Kamis (26/12). Meski begitu, tidak semua wilayah Indonesia dapat melihat jelas fenomena alam ini.Adapun wilayah-wilayah tersebut, yakni Sumatera (Siak, Duri, Pulau Pedang, Pulau Bengkalis, Pulau Tebing Tinggi, dan Pulau Rangsang), Kalimantan (Singkawang, Maklut, Tanjung Selor dan Berau), kemudian Papua dan Jabodetabek.
Ada banyak fakta unik terkait Gerhana Matahari Cincin ini. Mulai dari perbedaan waktu Gerhana Matahari Cincin di tiap wilayah, hingga Gerhana Matahari Cincin di Indonesia di tahun selanjutnya. Berikut fakta-fakta unik seputar Gerhana Matahari Cincin di Indonesia:
Gerhana Matahari Cincin di Indonesia akan Muncul Lagi Pada 2031
Dilansir dari laman resmi BMKG, Gerhana Matahari Cincin akan kembali muncul di Indonesia pada 2031. Sebelumnya, GMC dapat diamati di Indonesia pada 22 Agustus 1998, melewati Sumatera bagian utara dan Kalimantan bagian utara. Kemudian pada 26 Januari 2009, melewati Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.
Gerhana Matahari Cincin akan kembali muncul di Indonesia pada 21 Mei 2031. GMC akan melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku. Kemudian pada 4 Oktober 2042, melewati Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara Timur.
Waktu Muncul Gerhana Matahari Cincin Berbeda
GMC melewati beberapa wilayah di Indonesia. Namun durasi GMC di tiap wilayah berbeda-beda. Dikutip dari laman BMKG, durasi Cincin terlama yakni Selat Panjang, Riau yaitu 3 menit 38,9 detik. Kemudian di Selat Karimata dengan durasi 3 menit 40,0 detik. Durasi cincin terlama disebut dengan Greatest Duration(GD). Saat GMC terjadi, langit akan meredup. Puncak keredupannya saat terjadi Puncak Gerhana, yaitu waktu di tengah-tengah fase cincin ini.
Saat gerhana terjadi, durasinya juga berbeda-beda. Durasi gerhana terlama di Indonesia adalah di Bengkalis, Riau, yaitu selama 3 jam 51 menit 24,7 detik.
Efek Gerhana Matahari Cincin
Ada banyak efek yang dirasakan selama GMC berlangsung, seperti gangguan telekomunikasi, gangguan gravitasi Bumi hingga kesehatan.
GMC ternyata bisa mengganggu kondisi Bumi. Para ilmuwan menjelaskan ada efek pada gravitasi Bumi saat gerhana berlangsung. Salah satu yang akan terjadi adalah gelombang tinggi di sekitar pantai.
Kemudian gangguan telekomunikasi. Gerhana Matahari Cincin juga bisa mengganggu sinyal telekomunikasi, karena kurangnya cahaya. Saat gerhana terjadi, ionisasi mengalami penurunan. Padahal ionisasi sangat berperan mempercepat frekuensi telekomunikasi.
Kemudian gangguan penglihatan. GMC sangat berbahaya jika dilihat langsung dengan mata telanjang. Efeknya bisa sangat berbahaya, menyebabkan kerusakan permanen pada retina, hingga menyebabkan kebutaan.
Fenomena Gerhana Matahari Selama 2019
Sebelum GMC terjadi, ternyata ada beberapa fenomena gerhana di Indonesia. Pada tahun 2019 ini diprediksi terjadi lima kali gerhana, yaitu Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 5-6 Januari 2019, Gerhana Bulan Total (GBT) 21 Januari 2019.
Gerhana Matahari Total (GMT) 2 Juli 2019. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 17 Juli 2019 yang dapat diamati dari Indonesia dan Gerhana Matahari Cincin (GMC) 26 Desember 2019 yang dapat diamati dari Indonesia.
0 Komentar